Compassion
Bismillah..
Besok sudah masuk kuliah lagi. Yaa, anak-anak yang lain masih liburan, masih tersisa sekitar 3 mingguan lagi.
Iya, besok kuliah. Bahkan hari ini masih terhitung liburpun sudah dijejali tugas.
Aku menulis ini karna janji mau bikin apa pun itu, karna tugas udah beres juga sii.
Karna banyak barang bawaan (kasih sayang Emak sepanjang masa tak lekang oleh waktu, wkwk) trus tragedi pas pertama kali pulang malah diturunin di pintu tol Cileunyi sama Mang Elp, alhasil kepulangan ke tanah rantau kali ini dianter bapak sama A Ridwan.
*
Sebentar lagi sampai, Gedung Pabukon juga sudah terlihat, jangan tanya Unpadnya.
Hanya saja A Ridwan tiba-tiba terus beristigfar aku ketularan. Biasanya kalo begini pasti ada hal yang tak diinginkan di depan.
Benar saja, lalu lintas nampak sedikit padat. Ada banyak bapa-bapa, anak ABG tanggung berkaos olahraga berkumpul. Aku terus memperhhatikan, bertanya sendiri mana mobilnya, mana kendaraan yang rusak karna ada tubrukan sedang A Ridwan merubah ucapannya dari Astagfirullah menjadi Innalillahi. Dan, ini lebih parah dari yang kupikirkan,
Mataku menangkap penampakan tak diinginkan
Seorang anak perempuan berkerudung abu dan berkaos olahraga (macam anak SMA) sedang kejang-kejang di pinggir jalan. Semua badannya, dan aku terus memperhatikan tangannya. Bukan, ini bukan lagi tremor. Sudah lebih dari itu. Sedang, orang-orang disekelilingnya mencoba melakukan hal yang membuat gadis ini kembali normal.
Saat itulah, mobil putih di depan yang awalnya berhenti karna lalu lintas macet, pintu depannya tiba-tiba terbuka.
Seorang lelaki dewasa berbaju kuning dengan celana sondognya keluar. Dia membukakan pintu belakang mobilnya juga mempersilahkan gadis yang sedang mebutuhkan bantuan itu masuk.
Segera teman laki-laki dari gadis itu mengangkatnya yang sedang kejang-kejang. Apadaya, saking kuatnya. gadis yang sedang kejang itu malah lepas dari pangkuannya. Kemudian teman perempuannya datang, tetap saja tidak bekerja. Sudah ku katakan kejangnya sangat kuat sekali.
Kemudian orang asing berbaju kuning itu membantu memangku kemudian memasukkannya ke kursi belakang mobilnya, tak lupa ia pun seperti menyuruh teman perempuan dari korban untuk menemaninya. Tak lama, dua atau tiga temannya masuk yang paling akhir terlihat seperti sedang menghubungi seseorang. Setelahnya, mobil putih itu melesat ke arah yang ditujunya.
Dan mobil yang ku tumpangi bisa bergerak lebih cepat.
Ah, ku kira di zaman seperti ini tidak akan ada lagi orang semacam itu.
***
p.s: beberapa saat setelah aku melewati tempat kejadian. Seorang pria paruh baya berbicara mengenai kepasrahannya dengan masalah ini, diselesaikan secara kekeluargaan atau...
Entah, aku tidak tau bagaimana kronologinya. Besar dugaanku karna terserempet?? Ya, karna aku melihat ada motor yan terlihat diamankan. Tapi aku pun mendapati bekas goresan yang dalam di atas beton yan mereka injak.
Aku tidak tau.
Semoga teman bisa jauh lebih berhati hati.
Besok sudah masuk kuliah lagi. Yaa, anak-anak yang lain masih liburan, masih tersisa sekitar 3 mingguan lagi.
Iya, besok kuliah. Bahkan hari ini masih terhitung liburpun sudah dijejali tugas.
Aku menulis ini karna janji mau bikin apa pun itu, karna tugas udah beres juga sii.
Karna banyak barang bawaan (kasih sayang Emak sepanjang masa tak lekang oleh waktu, wkwk) trus tragedi pas pertama kali pulang malah diturunin di pintu tol Cileunyi sama Mang Elp, alhasil kepulangan ke tanah rantau kali ini dianter bapak sama A Ridwan.
*
Sebentar lagi sampai, Gedung Pabukon juga sudah terlihat, jangan tanya Unpadnya.
Hanya saja A Ridwan tiba-tiba terus beristigfar aku ketularan. Biasanya kalo begini pasti ada hal yang tak diinginkan di depan.
Benar saja, lalu lintas nampak sedikit padat. Ada banyak bapa-bapa, anak ABG tanggung berkaos olahraga berkumpul. Aku terus memperhhatikan, bertanya sendiri mana mobilnya, mana kendaraan yang rusak karna ada tubrukan sedang A Ridwan merubah ucapannya dari Astagfirullah menjadi Innalillahi. Dan, ini lebih parah dari yang kupikirkan,
Mataku menangkap penampakan tak diinginkan
Seorang anak perempuan berkerudung abu dan berkaos olahraga (macam anak SMA) sedang kejang-kejang di pinggir jalan. Semua badannya, dan aku terus memperhatikan tangannya. Bukan, ini bukan lagi tremor. Sudah lebih dari itu. Sedang, orang-orang disekelilingnya mencoba melakukan hal yang membuat gadis ini kembali normal.
Saat itulah, mobil putih di depan yang awalnya berhenti karna lalu lintas macet, pintu depannya tiba-tiba terbuka.
Seorang lelaki dewasa berbaju kuning dengan celana sondognya keluar. Dia membukakan pintu belakang mobilnya juga mempersilahkan gadis yang sedang mebutuhkan bantuan itu masuk.
Segera teman laki-laki dari gadis itu mengangkatnya yang sedang kejang-kejang. Apadaya, saking kuatnya. gadis yang sedang kejang itu malah lepas dari pangkuannya. Kemudian teman perempuannya datang, tetap saja tidak bekerja. Sudah ku katakan kejangnya sangat kuat sekali.
Kemudian orang asing berbaju kuning itu membantu memangku kemudian memasukkannya ke kursi belakang mobilnya, tak lupa ia pun seperti menyuruh teman perempuan dari korban untuk menemaninya. Tak lama, dua atau tiga temannya masuk yang paling akhir terlihat seperti sedang menghubungi seseorang. Setelahnya, mobil putih itu melesat ke arah yang ditujunya.
Dan mobil yang ku tumpangi bisa bergerak lebih cepat.
Ah, ku kira di zaman seperti ini tidak akan ada lagi orang semacam itu.
***
p.s: beberapa saat setelah aku melewati tempat kejadian. Seorang pria paruh baya berbicara mengenai kepasrahannya dengan masalah ini, diselesaikan secara kekeluargaan atau...
Entah, aku tidak tau bagaimana kronologinya. Besar dugaanku karna terserempet?? Ya, karna aku melihat ada motor yan terlihat diamankan. Tapi aku pun mendapati bekas goresan yang dalam di atas beton yan mereka injak.
Aku tidak tau.
Semoga teman bisa jauh lebih berhati hati.
Comments
Post a Comment