Melihat ke belakang (The Power of Doa)






Bismillah..


Berawal di masa peralihan dari SMP ke SMA
Mulai bepikir, masa SMA adalah masa persiapan untuk mempersiapkan akan jadi apa kita ke depannya. Begitupun aku
Aku akan jadi apa?
Aku mau jadi apa?
Setelah semua yang pernah ku inginkan berganti-ganti. Aku sendiri bingung. Sebenarnya aku ingin jadi apa?
Apa cita-citaku?
                Saat itu kelas sembilan SMP, saat di mana aku sangat menyukai seorang Oki Setiana Dewi. Maka, sudah pasti sebisa mungkin aku menonton tausiyahnya di acara pagi itu.
Aku masih ingat, saat itu mbak Oki bercerita tentang seorang anak laki-laki punya seorang ibu yang selalu mendoakannya setiap hari dengan selalu berkata
                “Nak, nanti kamu jadi Imam Besar Masjidil Haram ya” begitu setiap hari.
Kalo ku pikir-pikir, mamahku juga selalu seperti itu . Tidak setiap hari. Namun, cukup sering
                My mah jadi dokternya. Tong sadayana guru” ( kamu jadi dokter saja ya. Jangan jadi guru)
Yaa, ini karena mamahku seorang guru, bapak ku juga guru, dan kakak ku calon guru.
Aku sama sekali tidak pernah berpikir untuk menjadi dokter.
Yaa.. karena jadi dokter itu berat. Aku mana bisa. Ini serius, bukan hanya sekedar mengelak
Hinga akhirnya aku sampai di satu titik kebingungan dan mengambil keputusan –aku akan melakukan apapun yang mamah inginkan asal beliau bahagia-
Jadilah ku tanamkan cita-cita tersebut dengan cara membalas ucapan beliau saat memintaku menjadi dokter, seperti
                “Doakeun we nya” (Doain yaa)
                My, mah beasiswa we nya mah. Mahal mun teu beasiswa mah. Acis ti mana Bapak” ( Saya kuliahnya beasiswa saja ya, Mah. Mahal kalo gak beasiswa. Kita uang darimana)
Hampir selalu seperti itu. Itupun ku jawab sambil bercanda.
Dan, takdir mengantarkanku mengenyam pendidikan menengah atas di sekolah yang susah sekali untuk tembus ke dunia kedokteran. Khususnya FK Unpad. Sekolah kedokteran yang selalu aku ucapkan sebagai jawaban bercanda pada mamah.
Iyaa.. aku memang selalu bercanda menjawab.
Tapi, percayalah.. aku selalu menyimpan cita-cita mamah yang kemudian menjadi cita-citaku sebagai suatu tujuan mengapa aku jauh jauh sekolah ke kampung orang, jarang pulang ke rumah karna jarak rumah ke sekolah jauh sekali.
                Namun, terkadang realita tak sesuai dengan apa yang kita rencanakan. Seperti yang siswa lain biasa lakukan, aku lebih sibuk dengan kegiatan organisasiku ketimbang fokus di akademik. Alhasil, sdikit demi sedikit aku meragukan diriku sendiri.
Apakah aku bisa?
Seperti itu sampai naik kelas 12 dan sampai ke waktu pendaftaran SNMPTN.
Kamu tau? Aku gugup
                Allah akan memberikan apa saja yang kita mau asal kita meminta kepadaNya. Tapi.. kemudian Dia akan bertanya, sebesar apa usahamu untuk mendapatkan yang kamu mau.

Aku maluuu sekali. Aku sungguh tidak pantas untuk mendapatkannya.
Namun, sunguh tidak ada yang kuinginkan lagi selain itu.
Aku ingin mewujudkan cita cita ibu, mamahku.
Yang bisa ku lakukan hanyalah meminta doa kepada mamah. Aku yakin doa beliau akan sangat didengar olehNya. Sungguh, aku sangat yakin dan berharap akan hal itu.

Selasa, 17 April 2018.. waktu di mana hasil pengumuman SNMPTN itu di buka.
Alhamdulillah,
Hasilnya hijau. Aku senang, melihat mamah bahagia.

Kemudian jika ku renungi sekali lagi,
Ini semua jawaban dari doa mamah sejak tiga tahun lalu
Ya, sejak lamaa sekali.



Tahun pertama SMA, tiba-tiba kakak kelasku berhasil menembus FK Unpad jalur SBMPTN  yang susah sekali tertembus sejak tiga tahun terakhir. Ini akan berdampak pada lulusan berikutnya, iyaa setidaknya tersedia satu bangku untuk jalur SNMPTN karenanya.
Tahun itu juga FK Unpad membebaskan biaya pendidikan FK Unpad.
Tahun berikutnya, kakak kelasku berhasil masuk ke sana.
Hingga akhirnya, aku juga berkesepatan belajar di sana. Ya! Di FK Unpad


Juga doa dari mereka meraka yang amat ku sayangi dan menyayangiku. Mereka luar biasa.
Mereka selalu mengingatkanku untu selalu berprasangka baik pada hasilnya. Mereka selalu mengingatkanku untuk mensyukuri apapun hasilnya.

Nikmat yang mana lagi yang kamu dustakan, Pommy?

Aku baru sampai gerbang, kawan
Perjalananku masih sangat panjang
Siapapun kamu, semoga kamu menyelipkan sebuah doa untukku.

Comments

  1. Replies
    1. Ciee, komen.

      Doakan yaa
      Semoga saya kuat
      Lulus
      Jadi dokter, Aammin

      Doa terbaik untuk kamu.
      Jangan anon dong lain kali. wkwkw

      Delete
  2. Sukses terus teh my...
    Ku ai doakeun mugia teteh teras di pasihan kasehatan sareng kalancaran nya... Semangat !!!!

    ReplyDelete
  3. Inspiring banget, kita hidup satu atap selama kurang lebih 2 tahun. InsyaAllah, emi jadi bagian dari orang yang Allah tunjukkan miracleNya untuk emi dan tentunya aku mi.
    SUKSES EMI....
    Doakan daku juga 😊

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Skin Lesions : Nodules & Wheal

Skin Lesions