Jus Buah Naga&Wortel
Bismillah..
Tadinya cuma mau tulis "malam itu" untuk memulai cerita ini. Tapi kemudian ingat.
Ya.. hari itu Minggu malam, alias malam senin.
Dia mengajakku keluar, jajan. Yasudah, aku tidak bisa menolak. Jajan pun bukan jajan di kafe kafe yang banyak ngeluarin uang. Hanya jajanan pinggir jalan dekat Alfamart dan toko alat tulis. Oh iya, ada ATM juga. Paling banter paling ke satu kampung surganya makanan yg kita panggil Ciseke, semuanya saja kau sebutkan Pommy!! wkwkwk
Dia sudah tahu,
Yang ku cari pasti sesuatu yang menyegarkan. Iyaa, jus. Jus buah naga campur wortel tepatnya.
Akhirnya kita sepakat pisah buat cari makanan masing-masing.
Apes memang, naluri nyasarku teraktivasi.
Wiscar surganya ngemix jus, kamu dimana????
Aku terus jalan lurus. Karna seingatku memang di jalur tempat sekarang jalan mamang Wiscar berada.Argh, pasti mereka menungguku.
Yaa, aku terus jalan lurus sambil liat kanan kiri. Dan saat perjalanan mencari mamang Wiscar itu, di depan sebuah kedai makanan ada sesosok mahluk kecil yang mencuri perhatianku.
Dia bertopi, memakai baju olahraga lengan panjang berwarna hijau (?), tanpa alas kaki dan menggendong sebuah karung. Ku tebak umurnya kisaran 5 tahun. Kalo salah enamlah.
Ku sapa,
"Hai De, kenapa belum pulang?" dia menoleh, kaget. Sambutan hangatku tak dibalasnya. Iyalah, orang ibumu saja waktu kecil berpesan jangan percaya sama orang asing, Pommy. Lha, ini maen sapa aja. Takut la dia, wkwk. Hehe, iyaa, wajahnya kaget campur takut.
Menyadarai hal tersebut, aku memilih senyum kemudian meninggalkannya.
Setelah beberapa langkah, mataku tertuju pada seorang lelaki dewasa yang sama-sama bertopi juga menggendong sebuah karung. Sesekali dia berhenti, menengok ke belakang.
Ah, rupanya..
Aku kembali melanjutkan perjalanan
Ku putuskan berhenti mencari mamang Wiscar setelah sampai di tempat yang cukup jauh dan menemukan warung tempat jual jus. Iya, saya sudah mencari jus buah naga dan wortel sejak pagi dan gak ketemu. Sedang ingin sekali memang. Makannya sampe dicari-cari sejauh itu (Sementara dua orang sedang menungguku,bosan. hoho maafkan)
Setelah yang dicari didapat, tentu aku balik arah.
Eh, tidak jauh dari sana, di bawah pohon pinggir jalan aku melihat dua orang tadi.
Lelaki dewasa itu dalam posisi bersiap jalan sembari membawa gerobak, sedangkan sang anak duduk diatas gerobak.
Mahkluk kecil itu melihatku, sumringah ...sekali. Berbeda dari yang tadi.
Ah, ingin sekali aku memberinya sesuatu.
Kamu tahu? tanganku refleks maju ke depan, iya.. tanganku yg memegang keresek putih berisi jus buah naga dan wortel yang sangat didam-idamkan sepanjang hari.
Namun akhirnya, aku memilih melanjutkan perjalanan pulang.
Sedang wajah sumringahnya terus terbayang-bayang.
Tiba-tiba, aku jadi ingat bahasan diskusi di kelas dua hari sebelumnya.
Aku mengeluarkan sebuah argumen bahwa "kita tidak boleh men-generalisasi-kan semua yang miskin malas"
Dan aku rasa mereka juga demikian, pantaskah dikatakan malas sedangkan kakinya masih terus dijalankan mencari sesuap nasi. Bahkan dengan yakin pasti dia juga sakit melihat anaknya harus ikut dengannya, tak beralas kaki, kena angin malam. Tapi setidaknya mereka tidak menyerah, mereka tidak dengan mudahnya menyerahkan harga diri mereka. Tidak membohongi diri sendiri dengan berpura-pura sakit dan mengharapkan iba orang lain. Tidak.
Duh, De... semoga kamu tumbuh jadi orang yang besar.
p.s: Harusnya jus buah naga dan wortel itu ku kasih saja sama adek itu. Karna..
Setengah nya pun belum sampai, jus itu tumpah karna keteledoranku
Ah, padahal aku sangat menginginkannya
Nangor, 24 November 2018
Sedang gatal mata dan ingin sekali menggaruknya
Comments
Post a Comment